Ananda Wardhana Badudu a.k.a Ananda [Gitar & Vokal]
Rara Sekar Larasati a.k.a Rara [Xylophone & Vokal]
Grup Indie folk Indonesia dengan nama yang dikenal sebagai salah satu dari enam pulau di Kepulauan Banda, berada dalam tatanan geografis Maluku Tengah. Muncul Banda Neira dalam bentuk satu kelompok musik yang bermula dari keisengan Ananda dan Rara.
Dari keisengan proyek tersebut mereka mewujudkan banyaknya pendengar yang meluangkan waktu untuk menyimak karya-karya Banda Neira.
Mereka resmi memperkenalkan Banda Neira pada akhir Februari 2012 di lingkungan Universitas Parahyangan, saat itu bertepatan dengan Rara yang menyelesaikan jenjang pendidikannya.
Ananda dan Rara sudah lama menjalin pertemanan. Terpisah, karena Ananda harus pindah ke Jakarta meneruskan pekerjaannya sebagai wartawan Tempo sejak 2010. Kemudian bertemu kembali setelah Rara menyelesaikan studinya dan menjadi tenaga magang LSM Kontras.
Di paruh waktu istirahat kerja, karena tidak mau membiarkan materinya terhambur tak terurus Banda Neira dilanjutkan dan tetap memegang asas iseng dengan premis seru-seruan.
Mereka mempunyai 2 Album yaitu:
- Berjalan Lebih Jauh (2013)
1. Berjalan Lebih Jauh
Lirik:
bangun sebab pagi terlalu berharga
tuk kita lewati dengan tertidur
bangun sebab hari terlalu berhaga
tuk kita lalui dengan bersungut-sungut
hoo ooo oooh oooh ooo
hoo ooo oooh oooh ooo
bangun sebab hidup teramat berharga
dan kita jalani jangan menyerah
berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam
jelajah semua warna bersama, bersama
berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam
jelajah semua warna bersama, bersama
hoo ooo oooh oooh ooo
hoo ooo oooh oooh ooo
berjalan lebih jauh (berjalan lebih jauh)
menyelam lebih dalam (menyelam lebih dalam)
jelajah semua warna (jelajahi semua warna)
bersama, bersama, bersama
berjalan lebih jauh (berjalan lebih jauh)
menyelam lebih dalam (menyelam lebih dalam)
jelajah semua warna (jelajahi semua warna)
bersama, bersama, bersama
2. Di Atas Kapal Kertas
Lirik:
bersembunyi di balik tirai
memandang jalan ooh oooh
gadis kecil ingin keluar
menantang alam ooh ooh
tapi di sana hujan, tiada berkesudahan
tapi di sana hujan turun membasahi semua sudut kota
hapus tiap jejak jalan pulang
berangkat di atas kapal kertas
menggantungkan haluan
menambal menyulam menghindari karam
berangkat di atas kapal kertas
bersandar ke layarnya
di antara suka, di antara duka
bersembunyi dia di dalam mengintai ruang ooh ooh
gadis kecil merangkai kata melipat cara ooh oooh
tapi di sana hujan, tiada berkesudahan
tapi di sana hujan turun membasahi semua sudut kota
hapus tiap jejak jalan pulang
berangkat di atas kapal kertas, menggantungkan haluan
menambal menyulam menghindari karam
berangkat di atas kapal kertas, bersandar ke layarnya
di antara suka, di antara duka
berangkat di atas kapal kertas, menggantungkan haluan
menambal menyulam menghindari karam
berangkat di atas kapal kertas, bersandar ke layarnya
di antara suka, di antara duka
3. Ke Entah Berantah
Lirik:
dia datang saat hujan reda
semerbak merekah namun sederhana
dia bertingkah tiada bercela
siapa (siapa) kuasa (kuasa)
huu huu huu huu
dia menunggu hingga ku jatuh
terbawa suasana
dia menghibur saat ku rapuh
siapa (siapa) kuasa (kuasa)
huu huu huu huu
huu huu huu huu
dan kawan bawaku tersesat ke entah berantah
tersaru antara nikmat atau lara
berpeganglah erat tersiap terhempas
ke tanda tanya
huu huu huu huu
huu huu huu huu
dia bagai suara hangat senja
senandung tanpa kata
dia mengaburkan gelap rindu
siapa (siapa) kuasa (kuasa)
huu huu huu huu
huu huu huu huu
dan kawan bawaku tersesat ke entah berantah
tersaru antara nikmat atau lara
berpeganglah erat tersiap terhempas
ke tanda tanya
huu huu huu huu
huu huu huu huu
4. Hujan Di Mimpi
Lirik:
semesta bicara tanpa bersuara
semesta ia kadang buta aksara
sepi itu indah, percayalah
membisu itu anugerah
seperti hadirmu di kala gempa
jujur dan tanpa bersandiwara
teduhnya seperti (teduhnya seperti) hujan di mimpi
berdua kita berlari
semesta bergulir tak kenal arah
seperti langkah-langkah menuju kaki lain
seperti kenangan akankah bertahan
atau perlahan menjadi lautan
seperti hadirmu di kala gempa
jujur dan tanpa bersandiwara
teduhnya seperti (teduhnya seperti) hujan di mimpi
berdua kita berlari
seperti hadirmu di kala gempa
jujur dan tanpa bersandiwara
teduhnya seperti (teduhnya seperti) hujan di mimpi
berdua kita berlari
5. Esok Pasti Jumpa (Kau Keluhkan)
Lirik:
kau keluhkan awan hitam
yang menggulung tiada surutnya
kau keluhkan dingin malam
yang menusuk hingga ke tulang
hawa ini kau benci
dan kau inginkan tuk segera pergi
berdiri angkat kaki
tiada raut riangmu di muka, pergi segera
kau keluhkan sunyi ini
tanpa ada yang menemani
kau keluhkan risau hati
yang tak kunjung juga berhenti
rasa itu kau rindu
dan kau inginkan tuk segera tiba
dan kembali bermimpi
hanyut dalam hangatnya pelukan cahaya oh mentari
dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu
tuk mengingatnya di saat dia terkadang
tuk mengingatnya di saat dia terkadang
tuk mengingatnya di saat dia terkadang esok pasti jumpa
6. Senja Di Jakarta
Lirik:
bersepeda di kala senja
mengejar mentari tenggelam
hangat jingga temani rasa
nikmati jakarta
bersepeda keliling kota
kanan kiri ramai jalanan
arungi lautan kendaraan
maafkan jakarta
parapa parapa parapaparara
nikmati jalanan di jakarta
parapa parapa parapaparara
maafkan jalan di jakarta
bersepeda sepulang kerja
kenyang hidup asap kopaja
klakson kanan kiri berbalasan
senja di jakarta
parapa parapa parapaparara
nikmati jalanan di jakarta
parapa parapa parapaparara
maafkan jalan di jakarta
bersepeda di kala senja
nikmati jakarta
7. Kisah Tanpa Cerita
Lirik:
terik menyingsing kering ini dari utara
salju turun percaya saja
meski belum waktunya
perempuan di paruh waktu
hatinya teguh di tempat kalut
lelaki di ujung tanduk
harapannya (harapannya) sederhana
sekisah tanpa cerita
sekisah tanpa cerita
angin menanti gema
suara burung berpulang
sore itu tak biasanya
tak ada cahaya di jendela
perempuan di paruh waktu
hatinya teguh di tempat kalut
lelaki di ujung tanduk
harapannya (harapannya) sederhana
sekisah tanpa cerita
sekisah tanpa cerita
jika yang tersisa hanya kita berdua
jika yang menggila ada kita berdua
lekas jauh-jauh pergi, lekas jauh-jauh pergi
jika yang tersisa hanya kita berdua
jika yang menggila ada kita berdua
lekas jauh-jauh pergi, lekas jauh-jauh pergi
8. Di Beranda
Lirik:
oh ibu tenang sudah
lekas seka air matamu
sebab ku malu dilihat tetangga
oh ayah mengertilah
rindu ini tak terbelenggu
laraku setiap teringat peluknya
oooh hooo oooh hooo
kini kamarnya teratur rapi
ribut suaranya tak ada lagi
tak usah kau cari dia tiap pagi
dan jika suatu saat
buah hatiku buah hatimu
untuk sementara waktu pergi
usahlah kau pertanyakan
kemana kakinya kan melangkah
kita berdua tahu dia pasti
pulang ke rumah, pulang ke rumah
kini kamarnya teratur rapi
ribut suaranya tak ada lagi
tak usah kau cari dia tiap pagi
dan jika suatu saat buah hatiku buah hatimu
untuk sementara waktu pergi
usahlah kau pertanyakan kemana kakinya kan melangkah
kita berdua tahu dia pasti
dan jika suatu saat buah hatiku buah hatimu
untuk sementara waktu pergi
usahlah kau pertanyakan kemana kakinya kan melangkah
kita berdua tahu dia pasti pulang ke rumah, pulang ke rumah
9. Rindu
Lirik:
rumah kosong
sudah lama ingin dihuni
adalah teman bicara
siapa saja atau apa
siapa saja atau apa
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
sunyi menyayat seperti belati
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
sunyi menyayat seperti belati
meminta darah yang mengalir dari mimpi
meminta darah yang mengalir dari mimpi
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
jendela kursi (kursi) atau bunga di meja
sunyi menyayat seperti belati
10. Mawar
Lirik:
malam mawar tiba
seperti angin
tanpa terlihat
tapi terasa
malam mawar tiba
menjemput harapan
memaksa bertemu
dengan ajalnya
malam mawar tiba seperti pencuri
tanpa suara tapi terasa
malam mawar tiba membungkam asa
malam mawar tiba lalu kita lupa
sesungguhnya suara itu tak bisa direda
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu pemberontakan
sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin meraih hartamu, ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata dan gemetar
ketika suara-suara itu menuntut keadilan
sesungguhmya suara itu kan menjadi kata
ialah yang mengajariku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan membunuhmu seperti kutukan
lalu kita lupa
- Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016)
2. Sebagai Kawan
4. Pelukis Langit
5. Utarakan
6. Biru (Menampilkan Layur)
7. Bunga
8. Sampai Jadi Debu Feat Gardika Gigih
9. Langit dan Laut
10. Re : Langit dan Laut
11. Mewangi
14. Benderang
15. Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti
Banda Neira adalah nama pulau yang berada di Maluku, bagian Timur Indonesia. Pada masa perjuangan kemerdekaan, beberapa pejuang dan bapak penemu bangsa sempat dibuang oleh Belanda ke sana. Di antaranya Sjahrir dan Hatta. Banyak cerita menarik yang ditulis Sjahrir tentang Banda Neira. Dari catatan hariannya orang bisa tahu ia tak merasa seperti orang buangan ketika diasingkan ke sana. Barangkali karena pulaunya luar biasa indah dan masyarakatnya menarik. Sementara Hatta sibuk baca buku, Sjahrir asik bermain dan mengajar anak-anak setempat. ”Di sini benar-benar sebuah firdaus”, tulisnya di awal Juni 1936. Dari pulau dan cerita inilah nama band ini diambil.